Kenapa Tuhan Justru Mengambil Apa yang Paling Kita Cintai?
Kenapa Tuhan Justru Mengambil Apa yang Paling Kita Cintai?
Pernah nggak kamu merasa seperti ini: saat hidupmu sudah nyaman, sudah punya seseorang atau sesuatu yang begitu kamu cintai, tiba-tiba semua itu diambil? Hilang. Pergi. Dan kamu hanya bisa terdiam, bertanya dalam hati:
“Kenapa, Tuhan? Kenapa justru yang paling aku cintai yang Kau ambil dariku?”
Rasanya seperti dunia runtuh. Seakan Tuhan tidak adil. Seakan semua usahamu menjaga dan mencintai itu sia-sia.
Tapi sebenarnya, apa mungkin ada maksud di balik kehilangan itu?
Yuk, kita refleksikan pelan-pelan.
1️⃣ Karena Tuhan ingin kamu belajar melepas
Apa yang kita cintai kadang menjadi pegangan hidup yang berlebihan. Kita menaruh rasa aman, kebahagiaan, bahkan nilai diri pada satu orang atau satu benda. Saat itu hilang, rasanya seluruh hidup kita ikut hilang.
Padahal, dalam pandangan iman, tidak ada yang boleh menempati posisi Tuhan dalam hati kita. Kehilangan itu bisa jadi cara Tuhan membebaskan kita dari ketergantungan berlebihan dan mengingatkan:
“Kamu hanya boleh bersandar sepenuhnya kepada-Ku.”
2️⃣ Karena Tuhan tahu apa yang kita tidak tahu
Sering kali kita merasa yakin, “inilah yang terbaik buatku.” Padahal belum tentu. Ada hal-hal yang jauh di depan sana, yang tidak bisa kita lihat sekarang, tetapi Tuhan sudah mengetahuinya.
Layaknya anak kecil yang menangis karena diambil gunting tajam oleh ibunya, kita pun kadang tidak paham bahwa kehilangan itu adalah perlindungan.
Mungkin yang kita cintai bisa menyakiti kita di masa depan.
Mungkin kalau tetap kita genggam, kita akan terluka lebih dalam nanti.
Dan Tuhan — yang Maha Mengetahui — sudah lebih dulu menyingkirkan bahaya itu.
3️⃣ Karena Tuhan sedang menyiapkan kamu naik level
Kehilangan sering kali menjadi jalan agar kita naik kelas dalam hidup. Kita belajar sabar, belajar ikhlas, belajar berdiri sendiri.
Kalau semua hal berjalan mulus, kita tidak pernah tahu seberapa kuat kita sebenarnya.
Tuhan menyiapkan kita untuk hal-hal yang lebih besar, lebih dewasa, lebih matang. Dan seringnya, pelajaran itu datang dalam bentuk kehilangan yang paling kita takuti.
4️⃣ Karena Tuhan ingin kita lebih dekat kepada-Nya
Jujur saja, kebanyakan manusia baru benar-benar berdoa sungguh-sungguh saat mereka kehilangan. Saat kita sedang jatuh, barulah kita mencari Tuhan, menangis, memohon pertolongan.
Dalam kehilangan, hati kita paling jujur, paling berserah.
Dan di saat itu pula, kita paling dekat dengan-Nya.
Mungkin Tuhan rindu mendengar doa tulus kita.
5️⃣ Karena semua hanya titipan
Tak ada yang benar-benar milik kita di dunia ini. Segala sesuatu — orang tua, pasangan, anak, sahabat, jabatan, harta — hanyalah titipan.
Cepat atau lambat, titipan itu akan diambil kembali oleh Pemiliknya.
Maka Tuhan ingin kita menyadari: jangan pernah mencintai sesuatu melebihi cinta kita pada-Nya.
“Kalau kita siap kehilangan, kita akan lebih ringan menjalani hidup.”
Penutup
Kehilangan memang menyakitkan. Sangat manusiawi kalau kita marah, kecewa, merasa tidak adil.
Tapi percayalah, di balik rasa sakit itu ada maksud baik yang tidak selalu bisa kita pahami sekarang. Boleh jadi nanti, beberapa tahun ke depan, kamu akan berkata,
“Ternyata benar ya, Tuhan mengambil itu supaya aku lebih kuat.”
Kalau kamu sedang berduka sekarang, peluk rasa sedihmu. Tapi jangan lupa, kamu juga berhak berharap — karena Tuhan tidak pernah mengambil sesuatu tanpa rencana yang lebih baik untukmu.
Semoga tulisan ini menguatkanmu 🌿
Kalau kamu mau, tuliskan di kolom komentar:
👉 apa kehilangan paling berat yang pernah kamu alami?
👉 apa yang kamu pelajari setelahnya?
Terima kasih sudah membaca, semoga hatimu tetap dikuatkan hari ini. ❤️
Comments
Post a Comment