Kenapa Hidup Selalu Ada Ujian? (Storytelling)
Kenapa Hidup Selalu Ada Ujian? (Storytelling)
Namanya Alif. Seorang pemuda yang kelihatannya hidupnya baik-baik saja — keluarganya harmonis, pekerjaannya mapan, teman-temannya banyak. Dari luar, semua orang bilang, “Alif orang paling beruntung.”
Tapi tak ada yang tahu, Alif sedang memikul ujian berat. Ibunya sakit keras, membutuhkan biaya besar. Sementara di tempat kerjanya, Alif difitnah oleh rekan yang iri, sampai terancam kehilangan posisi yang ia perjuangkan bertahun-tahun.
Hidupnya seakan runtuh dalam waktu bersamaan.
Ia sering duduk termenung larut malam, menatap langit, lalu berbisik,
“Ya Allah, kenapa hidup ini selalu ada saja cobaannya? Kenapa nggak bisa mulus sedikit saja?”
Suatu hari, Alif berbincang dengan seorang guru ngaji yang bijak. Ia curhat panjang lebar, sambil menahan air mata.
“Ustadz, saya sudah berusaha sebaik mungkin. Kok rasanya ujian nggak habis-habis? Apakah Tuhan nggak sayang sama saya?”
Sang ustadz menatap Alif dengan teduh, lalu berkata,
“Alif, justru ujian itu tanda Allah memperhatikanmu. Karena Allah ingin kamu naik kelas.”
Alif terdiam.
Naik kelas? Maksudnya?
Ustadz menjelaskan,
“Kalau hidup kamu selalu mudah, kamu nggak akan pernah belajar sabar. Kamu nggak pernah tahu seberapa kuat dirimu. Kamu juga nggak akan pernah ingat Allah dalam-dalam seperti sekarang.”
“Coba renungkan, Alif. Saat kamu senang, seberapa sering kamu benar-benar menangis dalam doa? Tapi sekarang, di saat susah, kamu datang penuh harap, penuh pasrah, sungguh-sungguh memohon, kan?”
Alif mengangguk. Memang benar. Ia merasa hubungannya dengan Allah lebih jujur sekarang, meski terasa pahit.
Ustadz menepuk pundaknya,
“Ujian ini memang berat. Tapi percayalah, Allah nggak akan membiarkan kamu menanggung beban melebihi kemampuanmu. Justru lewat ujian, Allah mau menguatkan hatimu, agar kamu pantas mendapat sesuatu yang lebih baik kelak.”
“Dan ingat, dunia ini bukan surga. Di dunia, akan selalu ada ujian, karena inilah tempat kita belajar, bukan tempat beristirahat.”
Alif pulang dari masjid dengan hati yang lebih ringan.
Masalahnya belum selesai, ibunya masih sakit, pekerjaannya belum aman, tapi pikirannya berubah:
🌿 Ia tidak lagi melihat ujian sebagai kutukan.
🌿 Ia melihat ujian sebagai cara Tuhan menempanya, melatihnya, dan meneguhkan imannya.
🌿 Ia sadar, kalau tidak ada ujian, ia mungkin tidak akan pernah merasakan betapa dalam kasih sayang Tuhan saat ia berserah penuh.
Malam itu, Alif kembali menatap langit. Air matanya menetes lagi, tapi kali ini bukan air mata protes, melainkan air mata pasrah.
“Ya Allah, aku tahu Engkau tidak pernah meninggalkanku. Aku akan terus berusaha, terus berdoa, dan menyerahkan hasilnya hanya pada-Mu.”
Dan entah kenapa, tidurnya malam itu lebih nyenyak. Hatinya lebih damai.
Jadi kalau kamu bertanya, “kenapa hidup selalu ada ujian?”
Ingat kisah Alif.
Karena ujian bukan untuk menghancurkanmu,
tetapi untuk menguatkanmu,
memurnikan hatimu,
dan menaikkan derajatmu di sisi Tuhan.
🌙 Percayalah, semua akan ada hikmahnya — cepat atau lambat. 🌙
Comments
Post a Comment