Ujian dari Sisi Perempuan
Ujian dari Sisi Perempuan
“Ketika Lembutnya Hati Menjadi Jalan Ujian dan Jalan Menuju Tuhan”
Pengantar: Perempuan dan Ruang-Ruang Ujian yang Tak Terlihat
Perempuan tidak diuji seperti laki-laki.
Ujian perempuan seringkali tidak berwujud:
Ia tidak datang dalam bentuk peperangan fisik, tapi dalam bentuk perang batin.
-
Saat diamnya dianggap setuju,
-
Saat suaranya dianggap terlalu keras,
-
Saat ia ingin dicintai, tapi malah dipakai,
-
Saat ia ingin taat, tapi hatinya terus dirayu dunia.
Ujian perempuan berada di balik senyum yang dipaksakan,
di dalam sujud yang dipenuhi air mata,
dan dalam kesendirian panjang yang tidak semua orang paham.
1. Ujian Kecantikan: Ketika Tubuh Dijadikan Tolok Ukur Harga Diri
Kecantikan adalah anugerah,
namun dunia telah membuat perempuan merasa:
“Jika kau tak cantik, maka kau tak cukup.”
Padahal, siapa yang menentukan cantik?
Siapa yang menciptakan wajah dan kulit yang kau miliki?
Siapa yang menanamkan standar kecantikan, kalau bukan manusia?
Allah tidak pernah menilai dari wajahmu.
Yang Dia lihat adalah apa yang tersembunyi: hatimu, niatmu, dan sabarmu atas ujian citra diri.
Betapa banyak perempuan yang mengorbankan harga diri demi tampil indah,
tapi lupa mempercantik jiwanya untuk tampil indah di hadapan Penciptanya.
“Wanita terbaik adalah yang jika engkau melihatnya, engkau merasa tenteram. Jika engkau perintah, ia taat. Dan jika engkau jauh darinya, ia menjaga diri dan hartamu.”
(HR. Abu Dawud)
2. Ujian Perasaan: Saat Cinta Menggoda untuk Melepas Prinsip
Perempuan ingin dicintai. Itu fitrah.
Tapi cinta menjadi ujian saat ia mengaburkan batas syariat.
Berapa banyak perempuan yang:
-
Menjaga hijabnya, tapi jatuh karena bujuk rayu “aku serius”
-
Taat kepada orang tua, tapi hancur karena “aku tak direstui”
-
Ingin dinikahi, tapi dibohongi dengan janji “nanti”
Cinta yang benar tidak akan membuatmu harus menanggalkan Allah dari hatimu.
Jika sebuah hubungan membuatmu:
-
Meninggalkan tahajud,
-
Mengurangi rasa malu,
-
Memendam perasaan berdosa yang terus tumbuh...
...maka itu bukan cinta. Itu ujian. Dan mungkin juga jebakan.
“Dan wanita-wanita yang menjaga kehormatannya,
maka Allah akan menjadikan mereka sebagai cahaya yang menerangi dunia.”
(Tafsir Ibn Katsir)
3. Ujian Keinginan Menjadi Istri dan Ibu: Antara Takdir dan Penantian
Banyak perempuan diuji bukan karena tak punya potensi,
tapi karena ia menunggu takdir yang belum tiba.
Penantian jodoh bukan sekadar tentang belum menikah.
Tapi tentang:
-
Rasa rendah diri,
-
Rasa tidak layak dicintai,
-
Pertanyaan keluarga yang menusuk,
-
Doa yang terus dipanjat, tapi jawaban tak kunjung datang.
Namun Allah tidak pernah lalai.
“Jika engkau belum dipertemukan dengan seseorang, mungkin karena Allah sedang ingin engkau kembali menyatu dengan diri sendiri terlebih dahulu.”
Sebelum perempuan menjadi istri yang baik,
Allah ingin ia menjadi hamba yang dekat.
Sebelum menjadi ibu, Allah ingin ia menjadi anak perempuan yang sabar.
Sebelum diberi amanah cinta, Allah ingin hatinya tidak bergantung pada selain-Nya.
4. Ujian Kesendirian: Ketika Semua Telah Berkeluarga, Lalu Aku Sendiri
Ada perempuan yang sudah berusia matang,
terlihat tegar, penuh pencapaian,
tapi di malam hari ia hanya berbicara pada Tuhannya:
"Ya Allah... jika bukan hari ini, maka kapan? Tapi jika belum, maka kuatkan aku dalam sabar."
Sendiri bukan berarti sepi.
Sendiri bukan berarti gagal.
Kadang, sendiri adalah jalan khusus yang Allah pilihkan agar engkau lebih mengenal-Nya secara utuh.
"Mereka yang bersabar akan diberi pahala tanpa batas."
(QS. Az-Zumar: 10)
Penutup: Ketika Perempuan Dipilih Allah untuk Menghadapi Ujian
Wahai perempuan yang sedang diuji,
Allah tidak sedang menghukummu.
Ia sedang memilihmu untuk ditinggikan derajatnya, jika engkau mau bersabar dan bertahan.
-
Jika engkau tetap menjaga hijabmu di tengah gaya hidup pamer aurat,
-
Jika engkau menjaga hatimu di tengah gempuran cinta palsu,
-
Jika engkau tetap bersujud meski semua doa belum terjawab,
-
Jika engkau tetap memaafkan meski sering dilukai…
Maka engkau sedang mencetak amal-amal besar,
yang tak terlihat manusia,
tapi sedang ditulis rapi oleh malaikat.
Doa Kontemplatif untuk Perempuan yang Sedang Menguatkan Diri
Ya Rabb…
Jika aku harus menunggu, ajarkan aku sabar yang tidak menyimpan luka.
Jika aku harus diuji, ajarkan aku ikhlas yang tidak berubah menjadi kecewa.
Jika aku harus sendiri, ajarkan aku damai bersama-Mu.
Dan jika akhirnya Kau takdirkan sesuatu yang tak kupinta,
maka kuatkan hatiku untuk tetap percaya…
bahwa Engkau tak pernah salah menulis takdir.
Comments
Post a Comment