Ujian dari Sisi Laki-Laki: Antara Tanggung Jawab, Nafsu, dan Amanah
Ujian dari Sisi Laki-Laki: Antara Tanggung Jawab, Nafsu, dan Amanah
Pendahuluan: Lelaki dan Jalan Ujian yang Penuh Tanggungan
Lelaki dalam Islam ditempatkan sebagai pemimpin keluarga, pelindung, dan penanggung jawab utama atas banyak hal di dunia dan akhirat.
Karena posisi itu, ujian laki-laki sering datang dari:
-
beban tanggung jawab,
-
godaan nafsu yang kuat,
-
dan fitnah dunia yang melelahkan jiwa.
Ujian bukan sekadar kesulitan yang kelihatan, tapi yang tersembunyi dalam keputusan kecil sehari-hari:
apakah kau jujur? apakah kau sabar? apakah kau tetap rendah hati?
1. Ujian Tanggung Jawab: Menjadi Pemimpin yang Amanah, Bukan Tirani
Lelaki diuji oleh Allah dengan amanah besar: menghidupi keluarga, menjaga kehormatan rumah tangga, dan memimpin dengan adil.
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Ujian terbesar adalah ketika:
-
Beban hidup makin berat,
-
Pendapatan tak sebanding dengan kebutuhan,
-
Tekanan sosial dan keluarga menuntut “harus berhasil.”
Namun ujian ini adalah kesempatan untuk:
-
Membangun kesabaran,
-
Mengeraskan iman,
-
dan meraih pahala besar karena setiap usaha yang ikhlas.
2. Ujian Nafsu: Memelihara Pandangan dan Hati dari Godaan Duniawi
Nafsu adalah fitrah manusia, tapi ujian lelaki sangat berat di sini.
Pandangan yang bebas, kesempatan bergaul tanpa batas, dan kemudahan akses terhadap hal-hal yang dilarang menjadi medan perang batin.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Apakah kalian tahu apa yang paling aku takutkan atas kalian? Yaitu fitnah wanita.”
(HR. Muslim)
Lelaki diuji:
-
Mampukah ia menjaga pandangan?
-
Mampukah ia menundukkan nafsu sebelum nafsu menundukkan dirinya?
-
Mampukah ia memilih istri sebagai teman hidup, bukan sekadar objek nafsu?
Kemenangan dalam ujian nafsu adalah awal terbentuknya kepribadian laki-laki yang sejati:
kuat, bertanggung jawab, dan penuh kasih sayang.
3. Ujian Sosial dan Karier: Ketika Dunia Membuat Lelaki Lelah dan Putus Asa
Selain ujian batin, lelaki juga diuji secara sosial:
-
Persaingan kerja,
-
Tekanan untuk sukses dan terlihat “berhasil”,
-
Harapan keluarga dan masyarakat yang kadang tak realistis.
Banyak lelaki yang terjebak dalam kesombongan ketika berhasil, atau terpuruk dalam keputusasaan saat gagal.
Allah mengingatkan:
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”
(QS. Al-Insyirah: 6)
Ujian ini mengajarkan lelaki untuk tetap bersandar kepada Allah, berdoa, dan tidak menyerah.
4. Ujian Emosi dan Mental: Ketegaran yang Kadang Terasa Berat
Lelaki sering kali dianggap harus kuat tanpa lelah, tanpa keluh kesah.
Namun kenyataannya, ujian batin lelaki juga datang dalam bentuk:
-
Kesepian di tengah keramaian,
-
Beban pikiran yang membebani dada,
-
Kegalauan dalam mengambil keputusan besar.
Islam mengajarkan:
“Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada orang mukmin yang lemah.”
(HR. Muslim)
Namun kekuatan bukan berarti tanpa kelemahan.
Kekuatan adalah mengenali kelemahan, lalu menyerahkan semuanya pada Allah.
Penutup: Ujian Lelaki adalah Jalan Pengokohan Iman dan Kepribadian
Lelaki yang diuji dengan berat, bukan untuk dihancurkan, tapi untuk dijadikan pemimpin yang bertanggung jawab, pelindung yang sabar, dan hamba yang berserah.
Setiap ujian adalah ladang amal yang luas bagi lelaki yang sabar.
Setiap cobaan adalah kesempatan emas untuk bertumbuh dan mendekat kepada Allah.
Doa untuk Lelaki yang Sedang Berjuang:
Ya Allah,
kuatkanlah aku di tengah ujian dunia ini.
Jauhkanlah aku dari godaan nafsu yang menggelapkan hati.
Jadikanlah aku pemimpin yang adil dan pelindung yang penuh kasih sayang.
Jangan biarkan aku lelah dan putus asa,
karena sesungguhnya Engkau Maha Penolong dari segala kesulitan.
Comments
Post a Comment