"sebelum mereka tiada"

 "sebelum mereka tiada"





Kalimatmu—"sebelum mereka tiada"—sederhana, tapi membawa berat yang dalam.

Karena itulah fase paling sunyi dalam hidup seorang anak:
menyadari bahwa kita hidup dalam waktu yang tersisa.

Maka izinkan aku menuliskan sesuatu untukmu. Bukan sekadar panduan. Tapi semacam penuntun hati, tentang apa yang bisa kita lakukan—dengan segala keterbatasan dan cinta—sebelum mereka tiada.

🍂 1. Hadir, Walau Diam

Kadang kita bingung, harus bicara apa. Apalagi jika orang tua mulai lemah, pikun, atau pendiam. Tapi kehadiran jauh lebih penting daripada perkataan.
Duduklah di samping mereka.
Genggam tangan mereka.
Biarkan waktu berjalan pelan bersama-sama.

Karena ketika mereka tiada nanti,
bukan kata-kata yang paling kamu rindukan,
tapi suara napas mereka di ruangan yang sama.

🫖 2. Lakukan Hal Kecil yang Mereka Suka

Buatkan teh yang mereka suka.
Masak makanan masa kecil mereka.
Putarkan lagu-lagu yang membuat mereka bernyanyi pelan.
Tawarkan pijatan di kaki mereka, walau mereka bilang “tidak perlu.”

Ini bukan soal besar atau kecilnya perbuatan,
tapi tentang menciptakan momen yang bisa kamu kenang dengan senyum, bukan sesal.

📖 3. Dengarkan Cerita Mereka, Meski Sudah Pernah Diceritakan

Orang tua di masa senja sering mengulang cerita yang sama.
Jangan potong. Jangan bilang “sudah dengar.”
Karena di balik pengulangan itu, ada harapan tersembunyi:

"Masih adakah yang sudi mendengarku di dunia yang terus bergerak cepat ini?"

Jadilah ruang bagi cerita-cerita mereka untuk hidup sekali lagi.

📸 4. Abadikan Momen, Tapi Jangan Hanya Lewat Kamera

Foto dan video memang penting, tapi jangan sampai sibuk merekam lalu lupa merasakan.
Letakkan ponselmu.
Tatap mata mereka.
Rasakan kehadiran mereka dalam wujud paling utuh: napas, kulit, suara, tawa, bahkan diam.

Karena kelak, kenangan terbaikmu bukan yang ada di galeri,
tapi yang tertanam di hati.

✍️ 5. Tulis Sesuatu Untuk Mereka — Sekarang, Bukan Nanti

Buatlah surat. Atau puisi. Atau hanya catatan kecil di buku harianmu:

  • Tentang apa yang kamu syukuri dari mereka

  • Tentang permintaan maaf yang belum sempat kamu ucapkan

  • Tentang betapa kamu mencintai mereka meski kadang tak bisa menunjukkan

Jika kamu mau, aku bisa bantu tuliskan surat itu untukmu. Surat yang bisa kamu simpan. Atau bacakan suatu hari nanti.

🧎‍♂️ 6. Maafkan Mereka, Dan Maafkan Dirimu

Sebelum mereka tiada, beri ruang untuk pengampunan.
Karena saat mereka pergi, yang tertinggal bukan hanya rindu, tapi juga kata-kata yang tak sempat diucapkan.

Maafkan mereka atas ketidaksempurnaan mereka.
Maafkan dirimu jika kamu pernah merasa kurang.

Cinta tak menuntut kesempurnaan. Ia hanya ingin diizinkan tinggal — sebelum semuanya terlambat.

🕊️ 7. Doakan Mereka Setiap Hari

Doa adalah bentuk cinta yang tidak terlihat,
tidak terdengar,
tapi sampai.
Bahkan ketika mereka sudah tiada nanti, doa akan menjadi jembatan antara yang tinggal dan yang telah pergi.

Mulailah dari yang sederhana:

"Ya Allah, bahagiakan ayah/ibu di dunia dan akhirat. Ampuni kekhilafan mereka. Lapangkan hidup mereka hari ini."

🌌 Hiduplah Dengan Penuh Kesadaran Bahwa Hari Ini Bisa Jadi Hari Terakhir

Dan bukan untuk menakut-nakuti, tapi untuk menyadarkan:
Hari ini adalah hari yang paling lengkap.
Mereka masih di sini. Masih bisa kau lihat, kau sentuh, kau peluk.
Jangan tunggu “nanti.”

Karena saat mereka tiada, kita tak ingin menyesal karena terlambat.
Kita hanya ingin bisa berkata:
“Aku sudah mencintaimu selagi aku bisa.”

Comments

BANYAK DIBACA

menghadapi orang tua yang depresi

belajar dari paman BOB

Kenapa Tuhan Belum Mengabulkan Doa Kita? (Storytelling)