Menghadapi Trauma dan Dosa yang Tidak Pernah Dilakukan
🌑 Trauma dan Dosa yang Tidak Pernah Dilakukan
Seringkali trauma bukan berasal dari apa yang kita lakukan, tapi dari apa yang terjadi kepada kita, dan anehnya, kita mengemban rasa bersalah seolah-olah itu semua salah kita.
Contoh real:
Anak yang ditinggal orangtuanya merasa, “Aku tidak cukup berharga untuk dipertahankan.”
Korban kekerasan berkata, “Aku bodoh, aku pantas disakiti karena diam.”
Padahal, tidak ada satu pun dari itu yang layak mereka tanggung sendiri.
Kesadaran penting:
> Trauma tidak selalu berteriak. Kadang ia berbisik: “Kau rusak.”
Dan pelan-pelan, kita percaya.
🪞 Menyalahkan Diri adalah Bentuk Kontrol Semu
Pernah bertanya kenapa kita lebih mudah menyalahkan diri sendiri daripada menyalahkan situasi, takdir, atau orang lain?
Karena saat kita menyalahkan diri, kita merasa:
“Kalau ini salahku, maka aku bisa memperbaikinya.”
“Kalau aku lebih baik, mungkin ini tidak akan terjadi.”
Padahal itu hanya ilusi kontrol. Kenyataannya:
> Banyak hal terjadi bukan karena kamu buruk, tapi karena dunia ini memang tidak selalu adil.
💔 Suara Luka Itu Tumbuh Bersama Waktu
Kita tidak menyalahkan diri dalam sehari. Itu tumbuh seperti bisikan yang terus diulang:
“Kamu lemah.”
“Kamu tidak cukup.”
“Kamu pantas ditinggalkan.”
Suara-suara ini sering berakar dari:
Penolakan masa kecil.
Peristiwa memalukan yang tak pernah dibahas.
Orang-orang yang tak pernah meminta maaf.
Keinginan besar untuk dimengerti, tapi tak pernah dipenuhi.
🕯️ Pintu Kesembuhan: Memaafkan Diri Sebagai Tindakan Iman
Kadang kita tidak bisa sembuh karena kita tidak bisa memaafkan diri atas hal yang bahkan bukan salah kita.
Kamu mungkin butuh berkata:
> “Maafkan aku... karena dulu aku terlalu kecil untuk melawan.”
“Maafkan aku... karena aku diam saat seharusnya lari.”
“Maafkan aku... karena aku hanya ingin dicintai.”
Dan ini tidak lemah. Ini berani.
Karena memaafkan diri adalah bentuk cinta paling sunyi namun paling dalam yang bisa kamu berikan.
🧘♀️ Luka Tidak Hilang—Tapi Bisa Menjadi Lahan Tumbuh
> Luka yang diterima, diterangi, dan dirawat akan berubah menjadi kompas hidupmu.
Sakit itu mungkin tidak akan hilang sepenuhnya. Tapi ia bisa berubah bentuk:
Dari luka → menjadi pelajaran.
Dari rasa bersalah → menjadi empati.
Dari trauma → menjadi tempat orang lain juga merasa tidak sendirian.
🌱 Reflektif
Kalau kamu merasa rusak, patah, atau tidak cukup—ingatlah:
Ada bagian dirimu yang tetap utuh.
Yang belum pernah disentuh oleh luka.
Yang masih bisa mencintai, berdoa, bertumbuh.
Yang selama ini hanya menunggu untuk kamu genggam kembali.
Comments
Post a Comment