Untuk Kamu yang Baru Lulus SMA

By raji Rajiansyah24 -


Untuk Kamu yang Baru Lulus SMA



Selamat, kamu baru saja melewati salah satu fase paling penuh warna dalam hidupmu. Tapi tahukah kamu? Dunia yang sebenarnya baru saja dimulai.

Lulus SMA itu semacam titik jeda.
Ada rasa lega, ada rasa bangga.
Tapi juga ada rasa bingung yang tiba-tiba menyelinap.
“Aku harus ngapain setelah ini?”
“Kalau aku nggak tahu mau jadi apa, apakah aku gagal?”
“Semua orang seperti sudah tahu jalannya, tapi aku belum.”

Tenang…
Kamu nggak sendiri.

1. Setelah Lulus, Semua Orang Akan Berjalan di Jalan yang Berbeda—dan Itu Wajar

Ada temanmu yang langsung kuliah.
Ada yang kerja bantu keluarga.
Ada yang ikut pelatihan, ada yang daftar sekolah kedinasan, ada juga yang memilih istirahat sejenak.

Apa semua harus sama?
Tidak.
Karena hidup bukan perlombaan serempak.
Hidup adalah perjalanan yang unik, dan kamu punya hak untuk memilih jalurmu sendiri.

2. Gagal Masuk Kampus Impian? Bukan Berarti Hidupmu Hancur

Kamu boleh kecewa. Itu manusiawi.
Tapi jangan berhenti di situ.
Kadang, jalan yang tidak kamu rencanakan justru membawamu ke tempat yang jauh lebih baik.
Jangan remehkan kekuatan waktu, ketekunan, dan hati yang terus mencoba.
Orang hebat bukan yang selalu berhasil di percobaan pertama, tapi yang tidak berhenti belajar di setiap kegagalan.

3. Kamu Tidak Harus Langsung Menjadi 'Seseorang'. Yang Penting, Kamu Terus Bertumbuh

Di usia 18–20, kamu tidak wajib punya semua jawaban.
Kamu tidak harus langsung sukses, terkenal, mapan, atau paham semua tentang dunia.
Tugasmu saat ini adalah: belajar, mengeksplorasi, dan mengenali siapa dirimu sebenarnya.
Buka pikiran, coba hal baru, keluar dari zona nyaman—itu sudah langkah luar biasa.

4. Jangan Tertipu Dunia Media Sosial

Di Instagram, TikTok, semua orang terlihat keren dan sukses.
Seolah-olah semua orang sudah “jadi”, sementara kamu masih “meraba”.
Tapi kenyataannya: semua orang punya perjuangannya masing-masing, hanya saja tidak semua dipamerkan.
Jangan bandingkan babak awalmu dengan highlight hidup orang lain.

5. Orang Tua Boleh Menentukan, Tapi Kamu yang Akan Menjalani

Mungkin ada yang diminta kuliah di jurusan tertentu.
Mungkin kamu dipaksa kerja dulu.
Atau malah disuruh ikut jalur yang kamu tidak suka.
Ingat: hormati orang tua, tapi jangan hilangkan dirimu sendiri.
Pelan-pelan, belajar bicarakan impianmu. Kamu boleh punya suara. Karena hidup ini bukan sekadar bertahan, tapi juga tumbuh.

6. Uang Bisa Dicari, Tapi Arah Hidup Harus Dicari Lebih Dulu

Kalau kamu belum punya banyak uang, itu wajar.
Tapi jangan biarkan kamu berjalan tanpa arah.
Punya cita-cita, punya tujuan, punya niat belajar dan berkembang—itu bekal awal yang lebih penting dari sekadar materi.
Karena saat kamu punya arah, uang akan mengejarmu dalam proses.

7. Teman Bisa Berubah, dan Itu Nggak Apa-apa

Lulus SMA, kamu akan menyadari:
Orang-orang yang dulu dekat bisa mulai menjauh.
Grup kelas yang dulu aktif bisa sepi.
Sahabat karib bisa tiba-tiba punya hidup masing-masing.
Dan ya, itu menyakitkan… tapi itu juga bagian dari tumbuh dewasa.
Kamu akan bertemu orang baru, lingkungan baru, dan diri kamu yang juga akan berubah.

8. Kamu Boleh Bingung, Tapi Jangan Berhenti Melangkah

Ambil waktu untuk refleksi.
Tanyakan pada diri sendiri:

“Aku ingin hidup seperti apa?”
“Nilai apa yang ingin aku bawa?”
“Apa yang ingin aku beri untuk dunia ini?”

Kamu tidak harus punya semua jawaban sekarang. Tapi kamu bisa mulai dengan satu langkah kecil:
cari tahu siapa kamu sebenarnya.

**Penutup: Dunia Tidak Menunggu Siapa yang Paling Siap, Tapi Menyambut Mereka yang Berani Mencoba

Comments

Post a Comment

BANYAK DIBACA

menghadapi orang tua yang depresi

By raji Rajiansyah24 -
Image
 menghadapi orang tua yang depresi Terima kasih sudah meminta lebih dalam. Ini artinya kamu sedang benar-benar berhadapan dengan situasi yang tidak mudah — mungkin penuh luka, lelah, bingung harus mulai dari mana, atau bahkan merasa kehilangan sosok orang tua yang dulu kamu kenal. Mari kita gali lebih dalam — bukan hanya bagaimana bersikap, tapi juga bagaimana meresapi dan menemukan makna dari kondisi ini. 🕯️ 1. Ketika Sosok yang Membesarkan Kita Mulai Runtuh Orang tua yang dulu kita anggap kuat, tempat pulang, penyangga hidup, tiba-tiba kehilangan semangat, merasa kosong, bahkan ingin menyerah. Rasanya seperti bumi tempat kita berpijak jadi goyah. Di titik ini, rasa takut, marah, dan sedih bisa bercampur menjadi satu . Kamu mungkin bertanya dalam hati: "Mengapa orang yang dulu menyemangati, kini tidak punya semangat untuk dirinya sendiri?" Jawabannya menyakitkan, tapi jujur: karena orang tua juga manusia. Manusia yang mungkin selama puluhan tahun memendam luka, men...
Read more

belajar dari paman BOB

By raji Rajiansyah24 -
Image
 belajar dari paman BOB Dari beliau kita tidak hanya sekedar belajar untuk menjadi pengusaha sukses,tapi juga tentang bagaimana menjadi manusia yang merdeka dalam berpikir . Berikut beberapa pelajaran penting dari sosok nyentrik namun inspiratif ini: 1. Praktek Lebih Penting dari Teori “Orang goblok itu gak banyak mikir, yang penting jalan. Orang pintar kebanyakan mikir, akhirnya gak jalan-jalan.”kata paman bob. Beliau menunjukkan bahwa keberhasilan sering kali lebih dekat dengan keberanian mencoba, bukan sekadar rencana sempurna. Ia memulai bisnis dari nol,bahkan dengan hanya menjual telur dari pintu ke pintu. Pelajaran yang kita harus garis bawahi adalah  Kadang, terlalu banyak berpikir justru membuat kita  lumpuh.Dan belajar yang terbaik adalah dengan turun langsung ke lapangan. 2. Berani Tampil Apa Adanya Paman Bob selalu tampil dengan celana pendek dan kemeja sederhana. Ia tidak mengejar citra, tapi substansi(isi pikiran).Jadi,jangan takut tampil beda. Jadila...
Read more

Kenapa Tuhan Belum Mengabulkan Doa Kita? (Storytelling)

By raji Rajiansyah24 -
Image
  Kenapa Tuhan Belum Mengabulkan Doa Kita? (Storytelling) Namanya Salma. Ia berdoa hampir setiap hari, bahkan sampai menangis di sepertiga malam. Doanya sederhana: ingin dimudahkan jodoh, dipertemukan dengan seseorang yang bisa mendampinginya dalam kebaikan. Tahun berganti tahun, tapi doanya belum juga terjawab. Salma mulai gelisah, mulai bertanya-tanya dalam hati, “Tuhan, aku sudah memohon dengan sungguh-sungguh. Kenapa Kau belum juga kabulkan?” Ia merasa kecewa. Merasa mungkin doanya tidak layak. Merasa Tuhan tidak mendengar. Suatu hari, Salma duduk di sebuah kajian kecil di masjid dekat rumah. Sang ustadz berbicara dengan lembut, “Teman-teman, jika doa kita belum terkabul, jangan buru-buru berprasangka buruk kepada Allah. Boleh jadi, Dia sedang menyiapkan sesuatu yang jauh lebih baik daripada yang kalian pinta.” Kalimat itu menembus hati Salma. Ia terdiam, mulai memikirkan ulang. “Jauh lebih baik? Tapi kan aku sudah sangat yakin ini yang terbaik…” Setelah kajian s...
Read more