Lu emang ditakdirkan miskin,tapi bukan berarti lu ngga bakal kaya



Orang Miskin Itu Takdir, atau Bukan?



“Kenapa ada yang makan roti hangat setiap pagi,
sementara yang lain harus menunggu sisa dari warung tetangga?”


Kita hidup di dunia yang tidak seimbang.

Di satu sisi: pesta, kemewahan, dan liburan di luar negeri.
Di sisi lain: nasi bungkus dibagi dua, berharap cukup untuk satu keluarga.
Dan di antara dua sisi itu, muncul pertanyaan sunyi yang kadang hanya berani kita bisikkan dalam hati:

"Apakah ini takdir? Apakah kemiskinan itu memang sudah digariskan?"


1. Tak Semua Orang Memulai di Garis Start yang Sama

Ada yang lahir di rumah sakit mewah,
ada yang lahir di gang sempit, disambut terpal bocor dan peluh ibu.
Ada yang sejak kecil belajar pakai tablet,
ada yang belajar pakai lembaran bekas dari warung fotokopi.

Kalau hidup ini lomba, maka memang tak semua orang mulai dari tempat yang sama.
Tapi… apa itu berarti kita harus membiarkan yang di belakang tetap jauh tertinggal?


2. Jangan Cepat Menyimpulkan: “Miskin Karena Malas”

Mudah memang, menyalahkan:
“Pasti karena malas.”
“Pasti karena tak mau kerja keras.”

Tapi pernahkah kamu coba hidup di posisi mereka?

  • Bangun sebelum fajar, kerja sampai malam.
  • Gaji habis untuk sewa kamar 3x3 meter.
  • Anak harus sekolah, tapi sepatu saja sudah jebol.

Kerja keras? Mereka lakukan. Tapi dunia tak selalu membayar semua keringat dengan adil.


3. Tuhan Adil. Tapi Dunia? Belum Tentu.

Tuhan tidak pernah pilih kasih.
Tapi manusia?
Mereka bangun sistem yang sering tak berpihak.

Pendidikan mahal.
Koneksi lebih penting daripada kemampuan.
Dan bantuan sering datang… setelah semuanya hancur.

Jadi, jangan bawa nama Tuhan untuk membenarkan ketimpangan.
Kemiskinan bisa jadi takdir awal.
Tapi membiarkan kemiskinan terus berlangsung—itu pilihan. Dan itu dosa sosial.


4. Miskin Itu Bukan Aib. Tapi Diam Kita Mungkin Adalah Dosa

Miskin bukan hal yang memalukan.
Tapi menutup mata, menertawakan, atau menghakimi mereka yang miskin—itulah yang memalukan.

Karena kita bukan hanya diminta kaya harta.
Tapi kaya empati.
Kaya hati.
Kaya keberanian untuk peduli.

Jika kamu tak bisa memberi, setidaknya jangan menghina. Jika kamu tak bisa membantu, setidaknya jangan menertawakan.


5. Jangan Salah Pahami Takdir

Takdir bukan berarti menyerah.
Takdir bukan berarti berhenti berjuang.
Dan takdir… bukan alasan untuk berhenti peduli.

Kemiskinan bisa diturunkan. Tapi harapan juga bisa diwariskan.
Dan harapan tumbuh dari satu hal:
kesadaran bahwa dunia ini harus kita perbaiki—bersama-sama.


Penutup: Kita Semua Punya Pilihan

Kita bisa jadi apatis,
atau jadi jembatan.
Kita bisa berkata: “Itu bukan urusanku.”
Atau: “Aku tak bisa diam, saat orang lain kelaparan.”

Karena hidup ini bukan soal siapa yang paling kaya,
tapi siapa yang paling berguna.


"Orang miskin itu bukan masalah. Mereka adalah amanah.
Tinggal kita mau jadi apa: penonton, penghakim... atau penolong."


Kalau kamu ingin versi ini dikembangkan jadi:

  • video pendek (reels/TikTok)
  • skrip podcast dengan musik latar menyentuh
  • konten carousel IG yang mengedukasi & menyentuh

Bilang saja, aku bantu wujudkan. Mau dibawa ke hati siapa duluan?

Comments

BANYAK DIBACA

menghadapi orang tua yang depresi

belajar dari paman BOB

Kenapa Tuhan Belum Mengabulkan Doa Kita? (Storytelling)